BAB
I
PENDAHULUAN
A
LATAR BELAKANG
Dengan adanya ilmu tafsir dalam al-qur’an, ilmu tafsir
menuntut kita untuk mengkaji secara jeli dan tepat tentang ilmu-ilmu alqur’an.
Untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan kitab suci itu, dibutuhkan
perhatian khusus, pencurahan penuh dan pembahasan secara mendasar. Pleh kerena
itu denga hadirnya makalah yanag kami susun ini diharapkan para pembaca dapat
memahami lebih jauh tentang ilmu-ilmu tafsiragar bias diterapkan dalam
masyarakat.
B
RUMUSAN MASALAH
A
Al-qur’an surat Al-hujurat Ayat 11-17
B
Al-qur’an surat Ar-ra’d Ayat 11
C
Al-qur’an surat A-anfal Ayat 53
D
Al-qur’an surat Al-baqarah Ayat 137
C
TUJUAN PEMBELAJARAN
Maksud diwujudkannya ilmu tafsir adalah untuk
mempermudah mentafsirkan ayat al-qur’an dalam amalan manusia, dalam situasi dan
kondisi tertentu. Artinya manusia sebagai makkhluk social harus saling memahami
dan mengenal antara sesame untuk saling memperbaiki dan saling menasehati
menuju jalan yng benar.
BAB
II
EKSISTENSI
MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
AL-HUJURAT : 11
ياّيها الذين امنوا لايسخرقوم من
قوم عسىّ ان يكونواخيرامنهم ولا نساء عسى ان يكن خيرا منهن ولاتلمزواانفسكم ولاتنا
يزوابالالقاب بئس الاسم الفسوق بعد الايمان ومن لم يتب فاولئك هم الظلمون
Artinya : “hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang di olok-olokkan
lebih baik dari mereka yang mengolok-olokkan dan jangan pula wanita-wanita
mengolok-olokan wanita-wanita yang lain karena boleh jadi wanita-wanita yang
diolok-olokan lebih baik dari wanita-wanita yang mengolok-olokan dan janganlah
kamu mencela dirimu sendiri dan jangan kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk penggilan ialah panggilan yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim”
Penafsiran
Kata-Kata Sulit
السخرية : Mengolok-olok,
menyebut-nyebut aib dan kekurangan orang lain dengan
cara menimbulkan tawa.
القوم :
Telah umum diartikan laki-laki yang umum, bukan o_ang-orang perempuan.
ولاتلمزواانفسكم : Janganlah kamu mencela dirimu
sendiri. Maksudnya jangan sebagian kamu mencela sebagian yang lain dengan
perkataan atau isyarat tangan, mata atau semisalnya. Karena orang-orang mukmin
adalah seperti satu jiwa. Maka apabila seorang mu’min mencela orang mu’min yang
lain maka seolah-olah mencela dirinya sendiri.
التنابز : Saling mengejek
panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang tidak disukai oleh seseorang.
Sesudah itu Allah SWT. Menyebutkan alasan hal itu tidak boleh dilakukan,
dengan firamanNya
Karena orang yang diolok-olokkan itu lebih baik disisi Allah dari pada
orang yang mengolok-olokkannya.
Dan janganlah wanita-wanita mengolok-olokan wanita-wanita yang lain
karena boleh jadi wanita-wanita yang diolok-olokan lebih baik dari wanita-wanita
yang mengolok-olokan.
Dan janganlah sebagian kamu mencela sebagian yang lain dengan ucapan atau
isyarat dengan tersembunyi.
Firman Allah SWT. Merupakan peringatan bahwa orang yang berakal tentu
tidak akan mencela dirinya sendiri oleh karena itu, tidak sepatutnya ia mencela
orang lain karena seorang lain itupun seperti dirinya juga, dan janganlah kamu
memanggil sebagian yang lain dengan gelar yang menyakiti dan tidak disukai.
Alangkah buruknya sebutan yang disampaikan oleh orang-orang mu’min bila
dia disebut sebagian orang-orang fasik setelah mereka masuk kedalam iman dan
termashur dengan keimanan tersebut dan barang siapa yang tidak bertaubat dari
mencela saudar-saudarnya dengan gelar-gelar yang Allah melarang mengucapkannya
atau mengguanakannya sebagai ejekan atau olok-olok terhadapnya maka mereka
itulah orang-orang yang menganiaya diri sendiri yang berarti mereka menimpakan
hukuman Allah terhadap diri sendiri.
Alah SWT melarang kita mengejek dan menghina orang lain sebagaimana yang
telah ditetapkan didalam hadits sahih bahwa rasullallah bersabda :
الكبر بطر الحق وغمص الناس – ويروى –
وغمط الناس
“kesombongan itu adalah
mencampakkan kebenaran dan menghinakan manusia”
Kesombongan ini hukumnya haram. Boleh jadi, orang yang dihina itu
kedudukannya lebih mulia disisi Allah. Itulah sebabnya Allah SWT berfirman, “hai
orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
karena boleh jadi mereka yang di olok-olokkan lebih baik dari mereka yang
mengolok-olokkan itu dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olokan
wanita-wanita yang lain karena boleh jadi wanita-wanita yang diolok-olokan
lebih baik dari wanita-wanita yang mengolok-olokan. Ayat ini merupakan larangan
bagi laki-laki dan wanita”.
Firman Allah, “dan janganlah kamu mencela diri kamu sendiri” ini seperti
firmanNya, “dan janganla kamu membunuh dirimu sendiri” maksudnya ialah
janganlah satu sama lain saling membunuhh. Sednagkan maksud pengaggalan di atas
adalah janganlah satu sama lain saling mencela.
Al-hamz adlah mencela denga perbuatan. Sedangkan al-lamz
adalah mencela denga perkataan. Hal ini dilakukan untuk menghina orang lain dan
berbuat sewenag-wenag terhadap mereka. Dan mengdu domba manusia termasuk
mencela lewat perkataan. Sebagaimana yang telah difirmankanNya, “kecelakaanlah
bagi setiap yang mencela dengan ucapan dan pencelaan denga perbuatan.
Firman Allah selanjutnya, “dan janganlah kamu panggil memanggil dengan
gelar yang buruk”yaitu, janganlah kalian memanggil sebagian yang lain dengan
sebutan yang buruk yang tidak enak bila didengar oleh seseorang. Telah
diriwayatkan oleh Imam Ahmad Bahwa Abu Juair Bin Dhahak mengatakan (22), “ayat
ini, dan janganlah kamu panggil memanggil denga gelar yang buruk” diturunkan
berkenaan dengan kami, bani salamah. Perawi mengatakan, rasullallah sampai di kota Madinah. Dan tidak
ada seorangpun diantara kami melainkan dia mempunyai dua atau tiga nama. Maka
jika beliau memanggil denga salah satu namanya, maka orang –orang mengatakan,
“ya rasullallah, dia marah jika dipanggil dengan sebutan itu” maka turunlah
ayat, “dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar yang buruk”
Firman Allah selanjutnya, “seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang
buruk sesudah iman. Yaitu, sejelek-jelek sifat dan nama ialah yang buruk .
yaitu saling memanggil dengan sebutan yang buruk, sebagaimana sifat-menyifati yang
dilakukan oleh orang-orang jahiliah, setelah kamu masuk islam dan kamu memahami
keburukannya.”Dan barang siapa yang tidak bertaubat” dari kelakuan seperti ini
, maka merekalah orang-orang yang zalim.
AL-HUJURAT : 12
ياّيها الذين امنو ااجتنبوا كثيرا
من الظن ان بعض الظن اثم ولا تجسسوا ولا يغتب بعضكم بعضا ايحي احد كم ان ياً كل
لحما اخيه ميتا فكرهتموه واتقواالله ان لله تواب رحيم
Artinya : “hai orang-orang yang beriman, jauhilah dari perangsangka
sesungguhnya sebagian perasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mecari-cari
kesalah orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Suka
kah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati…..?
maka tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya
Allah penerima taubat lagi maha penyayang”
hai orang-orang yang berimanjauhilah oleh kalian kebanyakan buruk sangka
terhadap sesame orang mu’min yaitu kamu menyangka mereka dengan persangka yang
buruk selagi hal itu dapat kamu lakukan. Menurut sebuah hadits “sesungguhnya
Allah mengharamkan darah dan kehormatan orang islam dan disangka dengan
perasangka yang buruk.
Namun demikian, _ersangkaan yang buruk itu hanya diharamkan terhadap
orang yang disaksikan sebagai orang yang menutupi aibnya, shaleh dan terkenal
amanatnya. Adapun orang yang mempertontonkan diri sebagai orang yang gemar
melakukan dosa seperti orang yang masuk ke tempat-tempat pelcuran atau berteman
dengan penyanyi-nyanyi cabul maka tidaklah diharapkan berburuk sangka
terhadapnya.
Selanjutnya Allah SWT. Memberikan alas an dari perintahnya supaya
menjauhi banyak purbasangka dengan firmanNya :
ان بعض الظن اثم :sesungguhnya menyangka seorang mu’min dengan
perasangkaan yang buruk adalah dosa. Karena Allah telah melarang perbuatan
seperti itu jadi melakukannya dosa besar.
Semakna dengan
ayat ini :
وظننتم ظن السوء وكنتم قوما بورا
Artinya : “dan kamu telah
menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadikan yang binasa"
ولا تجسسواdan janganlah sebagian
kamu meneliti keburujan sebagian lainnya dan janganlah mencari-cari
rahasia-rahasianya dengan tujuan mengetahui cacat-cacatnya. Akan tetapi puaslah
kalian dengan apa yang nyata bagimu mengenai dirinya lalu pujilah atau kecamlah
berdasarka yang nyata itu bukan berdasarka hal yang kamu ketahui darri yang
tidak nyata.
ولا يغتب بعضكم بعضا: dan janganlah kamu menceritakan sebagian yang lain dengan
sesuatu yang ia tidak sukai ketika orang itu tidak ada.
Adapun yang dimaksud menyebut ialah menyebut-nyebut denga terang-terangan
atau dengan isyarat atau dengan cara yang lain yang bias diartika sebagai
perkataan. Karena itu semua berarti menyakiti orang yang digunjing dan
memanaskan hatinya serta memecah belah jamaah. Karena menggunjing memang
merupaka api yang menyal, ia tidak akan membiarkan sesuatupun dan takkan
menyisakan dan yang dimaksud sesuatu yang ia sukai adalah hal yang berkenan
dengan agama atau duninya, rupa, akhlak, harta, anak, istri, pembantu, pakaian
atau apa saja yang berkaitan dengannya.
Apakah seseorang dari kalian suka memakan daging saudaranya setelah ia meninggal
dunia. Kalaupun tidak suka melakukan hal itu bahkan kamu membencinya karena
nafsumu memang merasa jijik maka demikian pula hendaklah kamu tidak suka
menggunjing saudaramu ketika ia hidup.
Maka janganlah kamu suka menggunjing dan bertaqwalah kamu kepada Allah
tenntang apa yang Dia perintahkan dan Dia larang terhadapmu waspadalah dan
takutlah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah menerima taubat dari orang yang
mau bertaubat kepadaNya atas dosanya yang sudah terlanjur ia lakukan, lagi maha
belas kasih kepadanya sehingga Dia tidak akan mengazab setelah ia bertaubat.
Allah SWT melarang hamba-hamNya yang beriman banyak berperasangka, yaitu
melakukan tuduhan dan sangkaan buruk terhadap keluarga, kerabat dan orang lain
tidak pad tempatnya, seba sebagian dari perasangka itu adalah murani perbuatan
dosa.
Maka jauhilah banyak perasangka buruk itu sebagai suatu kewaspadaan,
diriwayatkan kepada kami dari amirul mu’minin umar bin khattab bahwa beliau
mengatakan “barperasangka baiklah terhadap tuturan yang keluar dari mulut
saudaramu yang beriman, sedang kamu sendiri mendapati adanya kemungkinan
tuturan itu mengandung kebaikan”.
Firman Allah, “ Dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain” yakni, satu sama lain mencari-cari kesalahan
masing-masing. Dan istilah tajassus (mata-mata).
Adapun pengertian tajassus biasanya diartikan untuk sesuatu yang
baik. Seperti firaman Allah SWT ketika menceritakan tentang ya’kub, yaitu : hai
anak-anakku pergilah kamu maka carilah berita tentang yusuf dan
saudaaranya,……., akan tetapi terkadang kedua istilah ini digunakan untuk
menunjukkan hal yang jelek.
Ghibah adalah haram berdasarkan ijma’ ulama’. Tidak ada pengecualian
mengenai perbuatan ini kecuali terdapat kemaslahatan yang lebih kuat, seperti
penetapan kecatatan olleh perawi hadit, penilaian keadilan, dan pemberian
nasihat.
Demikian juga ghibah yang sejeniis ketiga ini. Sedangkan selain dari pada
itu tetap didalam pengharaman yang sangat kuat dan larangan yang sangat kuat.
Itulah sebabnya Allah berfirman “ sukakah salah seorang diantara kamu mamakan
daging saudaranya yang sudah mati” yaitu sebagaiman kamu membeci tentang hal
ini secara naluriyah, maka kamupun harus membencinya berlandaskan syariat,
karena hukumnya akan lebih hebata dari sekedar memakan bangkai manusia.
Dan jalan pikiran ini merupakn cara untuk menjauhkan diri dari padanya,
sebagaimana yang telah disabdakan Rasullalllah yang berkenaan dengan orang
mengambil kembali apa yang telah diberikannya, “seperti anjing yamg muntah kemudian
memakan kembali muntahnya”.
AL-HUJURAT : 13
ياايهاالناس ان خلقنكم من ذكر
وانثى وجعلنكم شعوبا وقبائل لتعارفوا ان اكرمكم عند لله اتقكم ان لله عليم خبيرا
Artinya : “hai manusia, sesungguhnya kami ciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”
Setelah Allah SWT. Melarang pada ayat-ayat yang lalu mengolok-olok sesama
manusia mengejek serta menghina dan panggil memanggil gelar yang buruk maka
disisi Allah menyebutkan ayat yang lebih menegaskan lagi larangan tersebut da
memperkuat cegahan tersebut. Allah menerangkan bahwa manusia seluruhnya berasal
dari seorang ayah dan seorang ibu.
Allah telah memberitahukan kepada manusia bahwa Dia telah menciptakan
mereka dari satu jiwa itu pasangannya, itulah Adam dan Hawa dan Allah juga
telah menciptakan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku.
Maka kemuliaan manusia dipandang dari kaitan tentang ketanahannya denga
Adam dan Hawa adalah sama. Hanya saja kemuliaan mereka itu bertingkat-tingkat
bila dilihat dari suduut keagamaannya, seperti dalam hal ketaatannya kepada
Allah SWT dan kepatuhan kepada RasulNya, karena itu setelah Allah melarang
berbuat ghibah dan menghina satu sama lain, maka dia mengingatkan bahwa mereka
itu sama dalam segi kemanusiaannya.
AR-RA’D : 11
له معقبت من بين يديه ومن خلفه
يحفظونه من امر الله ان الله لايغير مابقوم حتى يغيروامابانفسهم واذاارادالله بقوم
سوءا فلامردله ومالهم من دونه من وال
Artinya : “bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, dimuka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendir.dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum maka tak ada yang dapat menolakNya dan sekali-kali tak ada pelindung
bagi mereka selain Dia”
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum berupa nikmat
dan kesehatan lalu mencabutnya dari mereka, sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri, seperti kezaliman sebagian mereka terhadap
sebagian yang lain,dan kejahatan yang menggerogoti tatanan masyarakat serta
menghacurkan ummatt, seprti bibit
penyakit menghancurkan individu.
Apabila Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum, seperti penyakit,
kemiskinan, dan musibah lain yang disebabkan oleh ulah mereka sendiri, maka
tidak ada seorangpun yang dapat melindungi mereka daripadanya tidak pula dapat
menolah apa yang telah ditakdirkan Allah bagi mereka.
Mereka tidak mempunyai selain Allah seorang yang dapat menolah mereka,
sehingga mendatangkan manfaat dan menolak kemudaratan dari mereka. Tuhan-tuhan
yang mereka jadikan tidak dapat melakukan sedikitpun dari semua itu tidak pula
dapat menolak bahaya dari dirinya sendiri lebih-lebih menolaknya dari yang
lain.
AL-ANFAL : 53
ذلك بان الله لم يك مغيرا نعمة
انعمها على قوم حتى يغيروامابانفسهم وان الله سميع عليم
Artinya : “yang demikian siksaan itu adalah karena sesungguhnya Allah
sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugrahkannya
kepada suatu kaum, sehingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka
sendiri, dan sesungguhnya Allah maha melihat lagi maha mengetahui”
AL-BAQARAH : 137
فان امنوا بمثل ماامنتم به
فقداهتدوا وان تولوافانماهم فى شقاق فسيكفيكهم الله وهوالسميع العليم
Artinya : “maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu beriman
kepadanya,sungguh mereka sudah mendapat petunjuk dan jika mereka
berpaling,sesungguhnya mereka berada pada permusuhan dengan kamu. Maka Allah
akan memelihara kamu dari mereka.dan dialah yang maha mendengar lagi maha mengetahui”
فان امنوا بمثل ماامنتم به
فقداهتدوا
Artinya : Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu beriman kepada
Allah dengan iman yang benar, disamping beriman kepada para nabi dan rasul
seperti kamu beriman kepada mereka, dan merekapun meninggalkan keyakinan dan
menduga bahwa Allah SWT itu bias menjelma pada sebagian Nabi dan rasulNya
adalah anak tuhan, maka jika demikian barulah sebenar-benar mendapat hidayah.
Sebab mereka berkeyakinan demikian karena iman mereka terhadap Allah
telah dicampuri oleh paham berhala. Mereka benar-benar telah kehilangan inti
ajaran para Nabi yakni ikhlas mengabdi kepada Allah, mengesakan Allah dan
membersihkan jiwa sehingga mereka semakin jauh dari tujuan-tujuan agama yang
sebenarnya.
وان تولوافانماهم فى شقاق
Artinya, jika mereka berpaling dari apa yang kamu ajak yakni kebali
kepada inti ajaran agama dan masih beriman kepada sebagian rasul dan menolak
sebagian lainnya maka akan semakin jauh dari kalian dan menjadi musuh kalian.
فسيكفيكهم الله وهوالسميع العليم
Artinya, Allah akan menjamin kamu dari gangguan dan tipu muslihat meraka.
Kalian akan selamat bahkan Allah akan memperkuat da’wahmu serta akan
memenangkan kamu secara gemilang.
Memang Allah telah membuktikan janjiNya kepada Nabi dan umat islam.
Banyak dari kalangan quradah (yahudi) yang tertawa, dan kalangan bani nadil
yang terusir ke negri syam.kemudian diwajibkan bagi kaum nasrani najran untuk
membayar jizyah. Allah adalah maha mendengar segala perkataan yang keluar dari
mulut yang mengajak kepada kekupuran dan kesesatan.. dan Allah maha mengetahui
apa yang mereka simpan terhadap sahabat-sahabatmu yakni perasaan dendam dan
kebencian.
BAB III
PENUTUP
A
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang
telah kami uraikan sebelumnya, kami dapat memetik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
Ø
Allah melarang kita
mengolok-olok suatu kaum karena boleh jadi orang yang diolok-olok lebih baik
daripada yang mengolok-olok.
Ø
Allah melarang
hamba-hambaNya yang beriman banyak berperasangka buruk karena berperasangka
buruk itu merupakan dosa.
Ø
Allah memberitahukan kepada
umat manusia bahwa Dia telah menciptakan kita dari satu jiwa dan telah
menjadikan jiwa itu berpasang pasangan.
Ø
Allah tidak akan merubah
keadaan suatu kaum berupa nikmat dan kesehatan lalu mencabutnya dari mereka,
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Ø
Sesungguhnya Allah
sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugrahkannya
kepada suatu kaum, sehingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka
sendiri
Ø
Maka jika mereka beriman
kepada apa yang kamu beriman kepadanya,sungguh mereka sudah mendapat petunjuk
dan jika mereka berpaling,sesungguhnya mereka berada pada permusuhan dengan
kamu.
B
SARAN
Mengingat manusia tidak luput dari kesalahan, makalah
yang kami susun inipun masih banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dari masyarakat pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Kepada Dosen pengajar diharapkan bimbingan lebih untuk
mengingatkan mutu dan kwalitas mahasiswa PAI pada khususnya didalam
mengembangkan ilmutafsir demi terwujudnya hubungan mahasiswa dengan masyarakat.