Powered By Blogger

Minggu, 30 Agustus 2009

MAKALAH SPI


BAB I
PENDAHULUAN
Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa yang sangat agung, dari peristiwa tersebut Nabi memperoleh berbagai macam pengalaman dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kelengkapan dirinya, untuk mengemban tugas yang berat sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Pengetahuan dan pengalaman yang paling beharga dalam peristiwa tersebut adalah berkaitan dengan memahami tanda-tanda kebesaran Allah SWT, baik kebesaran yang ada di alam raya ini yang dapat ditangkap oleh panca indera maupun dalam alam ghaib yang tidak dapat dijangkau oleh indera manusia.
Dengan diperintahkannya shalat lima waktu bagi Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada malam Isra Mi’raj tersebut, dirasakan betapa pentingnya ibadah shalat harus ditegakkan oleh setiap pribadi Muslim. Dalam al-Qur’an banyak disebutkan perintah agar menegakkan shalat






BAB II
ISRA DAN MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW
Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa yang sangat agung, dari peristiwa tersebut Nabi memperoleh berbagai macam pengalaman dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kelengkapan dirinya, untuk mengemban tugas yang berat sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Pengetahuan dan pengalaman yang paling beharga dalam peristiwa tersebut adalah berkaitan dengan memahami tanda-tanda kebesaran Allah SWT, baik kebesaran yang ada di alam raya ini yang dapat ditangkap oleh panca indera maupun dalam alam ghaib yang tidak dapat dijangkau oleh indera manusia.
Isra, pengertiannya menurut bahasa adalah perjalanan di malam hari (al-Munawwir:1984:671), sedangkan mi’raj adalah tangga untuk naik ke atas (al-Munawwir:1984:981). Karena itu pengertian Isra yang dimaksudkan adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa, sedangkan Mi’raj adalah perjalanan beliau dari Masjid al-Aqsa ke Sidrah al-Muntaha. Sidrah al-Muntaha adalah tempat di langit yang bersifat ghaib, tidak mungkin dijangkau oleh panca indera manusia, bahkan tidak dapat dijangkau oleh akal fikiran.
Dengan diperintahkannya shalat lima waktu bagi Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada malam Isra Mi’raj tersebut, dirasakan betapa pentingnya ibadah shalat harus ditegakkan oleh setiap pribadi Muslim. Dalam al-Qur’an banyak disebutkan perintah agar menegakkan shalat, perintah itu diulang berkali-kali sampai lebih dari delapan puluh kali. Di dalam hadits juga banyak disebutkan agar setiap muslim mengerjakan shalat dengan baik, dimana saja mereka berada.
Pengertian shalat menurut etimologi adalah do’a dan pujian, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya memuji Nabi, wahai orang-orang yang beriman, berdo’alah untuk Nabi dan ucapkanlah salam kehormatan kepadanya”. (Q.S. al-Ahzab, 33: 56).
Pengertian shalat menurut terminologi adalah: “Beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan syarat rukun tertentu”. Pengertian di atas, baru menggambarkan bentuk shalat secara lahiriyah. Agar melengkapi semua itu, kita ikuti definisi shalat dari segi hakekatnya yaitu: “Menghadapkan hati kepada Allah sehingga dapat mendatangkan rasa takut kepada-Nya dan menanamkan dalam jiwa rasa keagungan-Nya dan kesempurnaan-Nya”.
Shalat yang sempurna adalah shalat dengan kriteria di atas, shalat yang dilakukan dengan memenuhi syarat, rukun dan ketentuan lain serta diikuti dengan gerakan kejiwaan. Dengan demikian ibadah shalat itu akan berdampak pada sikap mental kita dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang telah melakukan shalat dengan baik dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar.
Dengan memperingati Isra Mi’raj ini, semoga kita dapat meningkatkan shalat kita sebaik mungkin, sehingga dapat meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Amiin...




BAB III
PENUTUP
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Dalam peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan umatnya diperintahkan untuk melaksanakan shalat lima waktu sehari-semalam  Dengan diperintahkannya shalat lima waktu bagi Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada malam Isra Mi’raj tersebut, dirasakan betapa pentingnya ibadah shalat harus ditegakkan oleh setiap pribadi Muslim. Dalam al-Qur’an banyak disebutkan perintah agar menegakkan shalat, perintah itu diulang berkali-kali sampai lebih dari delapan puluh kali. Di dalam hadits juga banyak disebutkan agar setiap muslim mengerjakan shalat dengan baik, dimana saja mereka berada seperti tertulis di atas.
Wallâhu a’lam bi al-shawâb








DAFTAR PUSTAKA
            Abussomad, KH. Muhyidin, Peristiwa Isra Dan Mi’raj Nabi Muhammad Saw, Surabaya : Khalista 2006

Selasa, 04 Agustus 2009

MAKALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN
            Dalam sejarah kehidupan manusia telah lama diakui bahwa informasi merupaan bagian yang penting bahkan seringkali menentukan nasib seseorang. Berkaitan dengan hal ini Hammer (1986) menyebutkan bahwa informasi saat ini diakui telah menjadi komoditi-komoditi yang dapat dijual, diberikan, dicopy, diciptakan, disalahgunakan, didistorsi dan bahkan dicuri.
            Berbicara tentang informasi tidak seorangpun yang tidak membutuhkan informasi Adapun pengertian informasi dan konteks komunikasi adalah merupakan suatu isi dari pesan yang berlangsung dalam proses komunikasi. Komunikasi merupakan bagian yang integral dari kehidupan manusia, karena manusia dalam kesehariannya tidak dapat lepas dari kegiatan komunikasi. Manusia tanpa berkomunikasi tidak akan dapat bisa melaksanakan aktifitasnya, karena setiap perilakunya adalah komunikasi. Komunikasi juga terjadi setiap saat dan berlangsung dimana saja. Dengan kata lain manusia sepanjang hidupnya selalu berkomunikasi dengan orang lain. Berbicara tentang komunikasi dapat diartikan dalam berbagai pengertian tergantung dari konteks yang sedang dipergunakan.








BAB II
KARAKTERISTIK INDIVIDU
A      KERANGKA PEMIKIRAN
Komunikasi merupakan aktifitas dan kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan, sebab melekat dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang yang melakukan komunikasi setidaknya berusaha untuk melakukannya yang terbaik, sehingga kesuseksan seorang dalam berkouniasi dapat menentukan kualitas hidupnya. Kesuksesan komunikasi terjadi ketika komunikasi dikatakan berlangsung efektif. Adapun mengenai komunikasi yang efektif jika meminjam pendapat Tubbs dan Moss dalam Rakkhmat (2003)
Setidaknya ditunjukkan oleh lima yaitu adanya pengertian, kesenangan, pengaruh
pada sikap, hubungan baik serta tindakan yaitu komunikasi. Namun demikian dalam pelaksanaannya kerapkali dalam komunikasi menghadapi banyak hambatan, biasanya hambatan komunikasi terjadi karena adanya perbedaan bahasa yang digunakan, beragam pemaknaan terhadap pean yang sama serta efek yang ditimbulkan dari situasi dan kondisi psikologis individu.
Dalam proses komunikasi, kesesuaian makna pesan diantara komunikator dan komunikan menjadi sesuatu yang snagat penting. Oleh sebab itu latar belakang yang berbeda menjadikan pesan yang sama dimaknai atau dipersepsi secara berbeda. Adapun persepsi seseorang sangat dipengaruhi oleh suasana psikologis atau psikososial yang dirasakan saat berkomunikasi.
Dalam berbagai bentuk komunikasi selalu mengambil tempat dari kehidupan manusia tidak terkecuali dengan kehidupan masyarakat tidak terlepas dengan peristiwa-peristiwa komunikasi yang berlangsung.
Adapun mengenai komunikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang, kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain.
Dengan adanya interkasi dan komunikasi antara anggota masyarakat maka akan terjadi pertukaran informasi. Sedangkan mengenai informasi itu sendiri menurut Diao Ai Lien (1996 : 9) membagi dunia informasi sebagai berikut :

1.      Dunia informasi, yaitu seluruh fakta, data kepercayaan, pendapat, bayangan mental dan benda-benda
2.      Informasi potensial yang obyektif, yaitu bagian dari dunia informasi yang diperlukan untuk suksesnya pencapaian tujuan pencari infor-masi, tidak peduli apakah pencari informasi menyadarinya atau tidak
3.      Informasi potensial yang subyektif, yaitu bagian dari dunia informasi yang menurut si pencari informasi berguna baginya adalah bagian dunia informasi yang ada dalam status aktif yang menggerakan proses berpikir si pemakai informasi.
4.      (Diao Ai Lien , 1996 : 9)
Berdasarkan pengelompokkan tersebut, maka informasi bisa baru sama sekali bagi si pemakai atau mungkin juga tidak (sudah ada di dalam benaknya). Idealnya isi, karakteristik dan mutu informasi potensial subyektif harus sama dengan informasi potensial obyektif suatu dengan kata lain pemakai informasi harus menyadari semua informasi yang dibutuhkannya. Namun demikian dalam kenyatannya tidak mudah, kecuali untuk tugas yang sangat spesifik dan sederhana.
Kemudian untuk menjelaskan tentang kebutuhan informasi menurut Diao Ai Lien ( 1996 : 10) membagi kebutuhan informasi manusia menjadi tiga (3) macam kebutuhan yakni sebagai berikut :
1.      Kebutuhan informasi yang obyektif, yaitu kebutuhan yang seharusnya ada kalau seseorang mau mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan informasi obyektif ini menentukan ruang lingkup informasi potensial obyektif
2.      Kebutuhan informasi subyektif, yaitu kebutuhan informasi yang disadari seseorang sebagai persyaratan untuk suksesnya pencapaian tujuan. Kebutuhan jenis ini menentukan ruang lingkup informasi potensial subyektif. Namun yang sering menjadi
3.      permasalahan adalah kebutuhan informasi yang disadaripun kerapkali tidak selalu mudah untuk merumuskannya;
4.      Kebutuhan informasi yang terpenuhi, yaitu kebutuhan inforasi yang disadari seseorang dan terpenuhi kebutuhannya.
B       TUJUAN PENELITIAN
Ada beberapa tujuan dari pelaksanaan penelitian ini yakni sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui aspek karakteristik individu kaitannya dengan pola pertukaran informasi pada suatu masyarakat.
2.      Untuk mengetahui aspek karakteristik sosial kaitannya dengan pola pertukaran informasi pada suatu masyarakat..
C      MANFAAT PENELITIAN
Ada dua manfaat atau kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini yakni sebagai berikut :
1.      Manfaat Teoritis, Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman ilmiah dalam mengkaji tentang teori-teori komunikasi, melalui sebuah penelitian.
2.      Manfaat Praktis, Dari hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
3.      masukan bagi pihak yang terkait
D      METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah suatu metode yang berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapi dalam situasi sekarang. Dalam penelitian yang menggunakan metode deskriptif ini ada beberapa tahapan yakni pengumpulan data, klasi-fikasi, pengolahan/analisis data, serta penggambaran tentaSng sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.
Sedangkan untuk teknik pengambilan samplingnya menggunakan teknik purposif (purposive sampling).
E       ANALISIS DATA PENELITIAN
Dalam melakukan analisis data ini penulis melakukan pengolahan data dari hasil wawancara, observasi maupun berdasarkan studi literature dari sumber-sumber yang terkait dengan kegiatan penelitian ini. Untuk selanjutnya dari data yang diperoleh tersebut selanjutnya dipaparkan sesuai dengan masing-masing fokus masalah yang diteliti.




BAB III
PENUTUP
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebab melekat dalam kehidupan sehari-hari Setiap orang yang melakukan komunikasi setidaknya berusaha untuk melakukannya yang terbaik, sehingga kesuseksan seorang dalam berkouniasi dapat menentukan kualitas hidupnya. Kesuksesan komunikasi terjadi ketika komunikasi dikatakan berlangsung efektif. Adapun mengenai komunikasi yang efektif.
Dalam berbagai bentuk komunikasi selalu mengambil tempat dari kehidupan manusia tidak terkecuali dengan kehidupan masyarakat  tidak terlepas dengan peristiwa-peristiwa komunikasi yang berlangsung.
Wallâhu a’lam bi al-shawâb









DAPTAR PUSTAKA
Effeny, Onong Uchjana. 1991. Ilmu Komunikasi : Teori Dan Praktek, Bandung : Remadja Rosda Karya.
Mulyana, Deddy. 2000. Karaktristik Individu, Bandung : Remaja Rosda Karya.