BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah Islam mencatat
bahwa hingga saat ini terdapat dua macam aliran besar dalam Islam. Keduanya
adalah Ahlussunnah (Sunni) dan Syi’ah. Tak dapat dipungkiri pula, bahwa dua
aliran besar teologi ini kerap kali terlibat konflik kekerasan satu sama lain,
sebagaimana yang kini bisa kita saksikan di negara-negara seperti Irak dan Lebanon .
Terlepas dari hubungan
antara keduanya yang kerap kali tidak harmonis, Syi’ah sebagai sebuah mazhab
teologi menarik untuk dibahas. Diskursus mengenai Syi’ah telah banyak
dituangkan dalam berbagai kesempatan dan sarana. Tak terkecuali dalam makalah
kali ini. Dalam makalah ini kami akan membahas pengertian, sejarah, tokoh,
ajaran, dan sekte Syi’ah. Semoga karya sederhana ini dapat memberikan gambaran
yang utuh, obyektif, dan valid mengenai Syi’ah, yang pada gilirannya
dapat memperkaya wawasan kita sebagai seorang Muslim.
BAB II
PENGERTIAN SEJARAH, TOKOH, AJARAN,
DAN DOKTRIN SYI’AH
1.
Pengertian Syi’ah
A
Perkataan Syi’ah secara
harfiah berarti pengikut, partai, kelompok, atau dalam arti yang lebih umum
“pendukung”. Sedangkan secara khusus, perkataan “Syi’ah” mengandung
pengertian syî’atu ‘Aliyyîn, pengikut atau pendukung ‘Ali bin Abi
Thalib.
B
Syi’ah adalah salah satu aliran
dalam Islam yang berkeyakinan bahwa yang paling berhak menjadi imam umat Islam
sepeninggal Nabi Muhammad saw ialah keluarga Nabi saw sendiri (Ahlulbait).
Dalam hal ini, ‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib (paman Nabi saw) dan ‘Ali bin Abi
Thalib (saudara sepupu sekaligus menantu Nabi saw) beserta keturunannya.
2.
Sejarah Syi’ah
Pendapat yang paling
populer adalah bahwa Syi’ah lahir setelah gagalnya perundingan antara pihak
pasukan Khalifah ‘Ali dengan pihak pemberontak Mu’awiyah bin Abu Sufyan di
Shiffin, yang lazim disebut sebagai peristiwa tahkîm atau
arbitrasi. Akibat kegagalan itu, sejumlah pasukan ‘Ali
memberontak terhadap kepemimpinannya dan keluar dari pasukan ‘Ali. Mereka ini
disebut golongan Khawarij. Sebagian besar orang yang tetap setia terhadap
khalifah disebut Syî’atu ‘Alî (pengikut ‘Ali).
Pendirian kalangan
Syi’ah bahwa ‘Ali bin Abi Thalib adalah imam atau khalifah yang seharusnya
berkuasa setelah wafatnya Nabi Muhammad telah tumbuh sejak Nabi Muhammad masih
hidup, dalam arti bahwa Nabi Muhammad sendirilah yang menetapkannya. Dengan demikian,
menurut Syi’ah, inti dari ajaran Syi’ah itu sendiri telah ada sejak zaman Nabi
Muhammad saw.
Namun demikian,
terlepas dari semua pendapat tersebut, yang jelas adalah bahwa Syi’ah baru
muncul ke permukaan setelah dalam kemelut antara pasukan Mu’awiyah terjadi pula
kemelut antara sesama pasukan ‘Ali. Di antara pasukan ‘Ali pun terjadi
pertentangan antara yang tetap setia dan yang membangkang.
3.
Tokoh-tokoh Syi’ah
Beberapa tokoh Syi’ah,
di antaranya: Nashr bin Muhazim, Ahmad
bin Muhammad bin ‘Isa al-Asy’ari, Ahmad bin Abi ‘Abdillah al-Barqi, Ibrahim bin
Hilal al-Tsaqafi, Muhammad bin Hasan bin
Furukh al-Shaffar, Muhammad bin Mas’ud al-‘Ayasyi al-Samarqandi, Ali bin
Babawaeh al-Qomi, Syaikhul Masyayikh, Muhammad al-Kulaini, Ibn ‘Aqil al-‘Ummani,
Muhammad bin Hamam al-Iskafi, Muhammad bin ‘Umar al-Kasyi, Ibn Qawlawaeh
al-Qomi, Ayatullah Ruhullah Khomeini, Al-‘Allamah Sayyid Muhammad Husain
al-Thabathaba’I, Sayyid Husseyn Fadhlullah, Murtadha Muthahhari, ‘Ali
Syari’ati, Jalaluddin Rakhmat, Hasan Abu Ammar.
4.
Ajaran-ajaran Syi’ah
A
Ahlulbait.
B
Al-Badâ’.
D
Imamah
E
‘Ishmah.
F
Mahdawiyah.
G
Marja’iyyah atau Wilâyah al-Faqîh.
H
Raj’ah.
I
Taqiyah.
J
Tawassul.
K
Tawallî dan tabarrî.
5. Sekte-sekte
Syi’ah
Selain itu terdapat
juga pendapat lain. Misalnya dari al-Syahrastani. Beliau membagi Syi’ah ke
dalam lima
kelompok, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, Ghulat (Syi’ah sesat), dan
Isma’iliyah.
Sedangkan al-Asy’ari
membagi Syi’ah menjadi tiga kelompok besar, yaitu: Syi’ah Ghaliyah, yang
terbagi lagi menjadi 15 kelompok; Syi’ah Imamiyah (Rafidhah), yang terbagi
menjadi 14 kelompok; dan Syi’ah Zaidiyah, yang terbagi menjadi 6 kelompok.
Joesoef So’uyb dalam
bukunya Pertumbuhan dan Perkembangan Aliran-aliran Sekta Syi’ah membagi
Syi’ah ke dalam beberapa sekte, yaitu Sekte Imamiyah (yang kemudian pecah
menjadi Imamiyyah Sittah dan Itsna ‘Asyariyah), Zaidiyah, Kaisaniyah,
Isma’iliyah, Qaramithah, Hasyasyin, dan Fathimiyah.
Sementara itu, Abdul
Mun’im al-Hafni dalam Ensiklopedia Golongan, Kelompok, Aliran, Mazhab,
Partai, dan Gerakan Islam, mengklasifikasikan Syi’ah secara rinci sebagai
berikut:
A.
Al-Ghaliyah: Bayaniyah, Janahiyah, Harbiyah, Mughiriyah, Manshuriyah,
Khithabiyah, Mu’ammariyah, Bazighiyah, ‘Umairiyah, Mufadhaliyah, Hululiyah,
Syar’iyah, Namiriyah, Saba’iyah, Mufawwidhah, Dzamiyah, Gharabiyah, Hilmaniyah,
Muqanna’iyah, Halajiyah, Isma’iliyah.
B.
Imamiyah: Qath’iyah, Kaisaniyah, Karbiyah, Rawandiyah, Abu Muslimiyah,
Rizamiyah, Harbiyah, Bailaqiyah, Mughiriyah, Husainiyah, Kamiliyah,
Muhammadiyah, Baqiriyah, Nawisiyah, Qaramithah, Mubarakiyah, Syamithiyah,
‘Ammariyah (Futhahiyah), Zirariyah (Taimiyah), Waqifiyah
(Mamthurah-Musa’iyah-Mufadhdhaliyah), ‘Udzairah, Musawiyah, Hasyimiyah,
Yunusiah, Setaniyah.
BAB III
PENUTUP
Dari pemaparan di atas,
dapat disimpulkan bahwa Syi’ah adalah salah satu aliran dalam Islam yang
meyakini bahwa ‘Ali bin Abi Thalib dan keturunannya adalah imam-imam atau para
pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad saw. Doktrin-doktrin yang
diyakini para pengikut Syi’ah secara garis besar ada 11 macam, yaitu konsepsi
tentang Ahlulbait, al-badâ’, asyura, imamah, ‘ishmah, mahdawiyah,
marjâ’iyah atau wilâyah al-faqîh, raj’ah, taqiyah, tawassul, dan tawallî
dan tabarrî yang dalam banyak hal memiliki perbedaan (pemahaman) dengan
kalangan Sunni. Dalam Syi’ah terdapat berbagai macam sekte/kelompok yang
memiliki perbedaan satu sama lain dalam memandang ajaran-ajaran seperti
tertulis di atas.
Wallâhu a’lam bi
al-shawâb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar